Hallo...

First of all, sebagai orang yang (ngakunya) punya manner, I would like to say SORRY buat orang-orang yang―gak ada kerjaan, iseng doang, bingung mo ngapain, kelamaan online jadi bosan―finally reading this… apa ya enaknya kasih tema tulisan ini??? Aku sih sukanya nyebutnya JOURNAL, kesannya eksotis. Hahahaha… norak. Yah… entah cocok apa nggaknya, harap maklum jak ye. Lagian kan serah aku mo kasih nama apa.

Ok, back to the topic, aku (gak tahu juga sih napa harus) minta maaf buat yang udah baca terus tersinggung, terus marah, terus gak mo comment, terus offline, terus gak mo online buat selanjutnya and selamanya… hehehehe… gak ada ya yang punya rencana gitu?? Sampe segitunya juga baca jurnal ku. Anyway… pokoknya buat yang ngerasa tersinggung, mungkin harus segera intropeksi diri. Weeitttsss… mulai nih narsisnya kumat, sok sendiri yang paling baik. Yah… begitulah, yang jelas aku udah say sorry duluan ya, buat yang saraf tersinggungnya lemah.

Sabtu, 09 April 2011

High School Memoir

Di mana-mana kalau ngomongin masa-masa SMA pasti gak akan ada matinya. Seru sih soalnya, apalagi kalau punya teman-teman yang aneh dan tingkahnya konyol abis. Sama nih dengan kejadian waktu aku SMA. Berhubung karena kota tempat tinggalku gak besar-besar amat, jadi masuk SMA teman-temannya itu-itu juga. Bahkan ada teman sejak SD. Dibilang bosan, iya juga sih, tapi asyik-asyik aja karena udah tahu karakter masing-masing.
SMA Negeri 1, SMA tempatku bersekolah, terletak di tempat yang amat sangat strategis (menurutku sih...). SMA-nya terletak di dekat pasar, di samping kantor pos, dekat kantor bupati, dekat Rumah Sakit dan di depan Gedung Pengadilan. Komplit kan? hehehe... Tapi yang paling menguntungkan di antara semua kedekatan itu adalah dengan pasar. Dekat dengan pasar berarti dekat dengan terminal oplet--terminal opletnya terletak di area pasar. Dan dekat dengan terminal oplet berarti, kesempatan untuk bolos pelajaran sangat mudah untuk dilaksanakan! huahahahahaaaa....>> tertawa licik^^. Jika beruntung, begitu keluar kompleks sekolah, bisa langsung ketemu oplet. Karenanya lagi, oplet selalu melintas di depan sekolah.
Tapi yang gak enaknya, oplet selalu penuh kalau udah lewat depan sekolah. Jadi cari amannya lebih baik langsung ke terminal aja. Hanya makan waktu 10 sampai 15 menit jalan kaki. Tapi bisa juga makan waktu sampai satu jam bahkan seharian, itu kalau mutar-mutar pasar dulu baru ke terminal, hehehehe....
Rute menuju pasar/terminal bisa melalui tiga jalur yang berbeda, terserah mau pilih yang mana. Yang pertama, setelah keluar dari sekolah, belok kiri sedikit, lewat depan Rumah Sakit. Yang kedua, seperti tadi, setelah keluar dari sekolah, belok kiri (agak) sedikit, lewat belakang Rumah Sakit. Yang ketiga, keluar dari sekolah, nyeberang jalan, lewat samping Pengadilan ada gang kecil.
Dan diantara ketiga jalan tersebut, tentu saja semuanya akan memilih rute yang ketiga. Lebih enak dilewati, paling singkat dan gak panas, karena di sepanjang jalan gang tumbuh banyak pohon. Terutama pohon ubi kayu dan pohon pisang, oh ya... ada juga semak-semak yang sangat rimbun. Ademlah...
Masih ada satu jalan lagi, kalau lagi iseng atau pengen lebih cepat nyampai biasanya dilewati. Yaitu hampir sama dengan rute yang ketiga, tetapi belok kiri sedikit jika udah masuk ke gang, mintas-mintas lewat belakang rumah penduduk. Udah pasti jalannya banyak rintangan, dari sampah hingga becek gara-gara genangan air limbah, apalagi kalau ujan, jalannya makin becek. Tapi anehnya, walau becek n jorok kayak gitu tetap aja dilewatin. Mungkin waktu itu ngerasa bertualang kali ya kalau lewat jalan itu, hehehehehe...
Yah... demikianlah sekilas tentang rute pulang sekolah yang penuh dengan tantangan (lebay).
Eits... ceritanya belum selesai, tetapi baru dimulai.